Beranda | Artikel
Mengekspresikan Kebahagiaan Saat Bersama Anak
Jumat, 18 Oktober 2024

Mengekspresikan Kebahagiaan Saat Bersama Anak merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsaary dalam pembahasan Ada Apa dengan Remaja. Kajian ini disampaikan pada Selasa, 12 Rabiul Akhir 1446 H / 15 Oktober 2024 M.

Kajian Tentang Mengekspresikan Kebahagiaan Saat Bersama Anak

Salah satu cara agar anak mencintai orang tuanya adalah dengan menunjukkan kebahagiaan saat bersama mereka. Sebaliknya, kita juga harus merasa sedih atau kehilangan ketika anak tidak ada. Ungkapan perasaan ini menunjukkan kasih sayang kita kepada anak. Namun, sering kali orang tua tidak mengekspresikan perasaan mereka saat bersama anak, baik karena sibuk dengan hal lain seperti handphone atau pekerjaan. Hal ini membuat mereka terkesan tidak peduli atau mengacuhkan keberadaan anak. Ketika anak tidak ada, orang tua pun tidak menunjukkan rasa kehilangan atau kerinduan, seolah-olah mereka merasa bahagia tanpa kehadiran anak.

Penting bagi orang tua untuk menunjukkan ekspresi cinta dan kasih sayang agar anak merasa dihargai dan dicintai.

Jadi, hal inilah yang harus kita tunjukkan kepada anak, agar ia merasakan cinta dan kasih sayang. Sebaliknya, jika kita menunjukkan ekspresi yang datar atau bahkan merasa terganggu dengan kehadirannya, anak akan merasa diabaikan. Apabila kita merasa senang karena ia tidak ada, itu menandakan bahwa kita tidak merindukannya.

Manusia memiliki perasaan, terutama anak-anak, yang sangat peka dalam membaca sikap dan ekspresi orang tuanya. Meskipun kita berusaha menyembunyikan sesuatu dalam hati, ekspresi kita tetap bisa menunjukkan apa yang sebenarnya kita rasakan. Misalnya, saat marah, senang, atau perasaan lain yang bertentangan dengan hati, akan tetap terlihat dalam sikap kita.

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menunjukkan ekspresi yang sesuai dengan situasi. Misalnya, merasa bahagia saat anak bahagia, atau merasa sedih ketika ia sedih. Dengan demikian, kita dapat menciptakan lingkungan yang positif, harmonis, dan menyenangkan. Hal ini akan membuat anak merasa nyaman dan dihargai.

Sebaliknya, jika anak tidak dipedulikan, bahkan ketika diajak bicara hanya dijawab dengan seadanya, anak akan merasa lingkungan itu tidak menyenangkan. Akibatnya, ia mungkin akan mencari lingkungan lain yang bisa membuatnya merasa nyaman dan terhubung secara emosional. Maka, penting bagi setiap orang tua untuk belajar berekspresi dengan baik, agar bisa memahami dan menyesuaikan diri dengan ekspresi orang lain, khususnya anak-anak.

Anak-anak juga perlu belajar memahami ekspresi manusia, baik itu ekspresi sedih, gembira, atau yang lainnya. Oleh karena itu, mereka boleh belajar ekspresi melalui gambar-gambar, misalnya wajah yang menunjukkan berbagai emosi. Ekspresi terlihat di wajah, bukan di tangan atau kaki. Jika anak-anak diperlihatkan gambar yang tidak lengkap, misalnya tanpa mata, telinga, atau mulut, mereka tidak akan memahami ekspresi dengan benar. Akibatnya, mereka bisa tumbuh menjadi pribadi yang datar, kurang sensitif, dan tidak bisa memahami perasaan orang lain.

Ketika orang di sekitarnya jengkel, mereka tidak menyadarinya. Saat orang lain bahagia, mereka juga tidak mengerti bahwa orang tersebut sedang senang. Ini akan menjadi masalah karena mereka tumbuh tanpa kemampuan berekspresi atau memahami ekspresi. Komunikasi sangat memerlukan ekspresi untuk menyampaikan pesan dengan baik.

Kita lihat sebagian anak-anak saat ini tampak terlalu datar ekspresinya, bahkan ada yang sama sekali tidak menunjukkan emosi, baik saat berkomunikasi maupun ketika berhadapan dengan orang lain. Hal ini menunjukkan pentingnya peran orang tua dalam membantu anak-anak belajar ekspresi sejak dini agar mereka bisa tumbuh menjadi individu yang peka terhadap perasaan orang lain.

Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian yang penuh manfaat ini.

Download mp3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/54591-mengekspresikan-kebahagiaan-saat-bersama-anak/